Kelainanyang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas adalah. * - 30162210 mahdi9282 mahdi9282 25.06.2020
Pneumonia merupakan infeksi yang menciptakan peradangan pada kantong udara alveolus di satu atau kedua paru-paru. Penyebabnya pun berbeda-beda. Anda perlu mengetahuinya secara pasti demi mendapat perawatan radang paru-paru yang tepat, sehingga terhindar dari komplikasi akibat pneumonia. Dengan mengetahui penyebab pneumonia, dokter juga bisa menentukan apakah Anda perlu dirawat di rumah sakit atau hanya mendapatkan pengobatan pneumonia di rumah. Simak ulasan lengkapnya di bawah ini. Apa saja penyebab penyakit pneumonia? Banyak kuman yang bisa menjadi penyebab pneumonia. Namun, penyebab paling umum pneumonia adalah bakteri dan virus di sekitar lingkungan hidup kita. Tubuh Anda biasanya dapat mencegah agar kuman-kuman tersebut tidak menginfeksi paru-paru. Namun, terkadang kuman ini dapat mengalahkan sistem pertahanan tubuh Anda, bahkan ketika kesehatan Anda baik secara umum. Secara umum, kuman penyebab infeksi dapat menjadi pembeda antara jenis pneumonia satu dengan yang lainnya. Berikut adalah ulasannya Bakteri Dikutip dari American Lung Association, jenis pneumonia akibat bakteri yang paling umum disebut dengan pneumonia pneumokokus. Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas. Bakteri lain yang juga menjadi penyebab umum pneumonia adalah Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, streptokokus grup A, Moraxella catarrhalis, anaerob, dan bakteri gram negatif aerob. Pneumonia bakteri dapat muncul dengan sendirinya atau berkembang setelah Anda terserang virus flu. Setelah anda terserang virus flu, pertahanan tubuh akan sedikit menurun. Hal tersebut memudahkan berkembangnya bakteri jahat yang kemudian dapat menyebabkan pneumonia. Pneumonia ini kadang hanya memengaruhi satu bagian lobus paru-paru. Kondisi ini disebut dengan lobar pneumonia. Orang paling berisiko terkena pneumonia adalah orang-orang yang pulih dari operasi, mereka yang mengidap penyakit pernapasan atau infeksi virus, dan mereka yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah. Selain bakteri-bakteri di atas, terdapat beberapa mikroorganisme lain yang juga bisa menjadi penyebab pneumonia. Kondisi ini disebut dengan pneumonia atipikal.
ekspirasi 6. Berbagai kelainan dapat terjadi pada sistem pernapasan baik yang. disebabkan bakteri, radang alat pernapasan, pendarahan, penyumbatan, kapiler darah di paru-paru. 7. Pernapasan pada hewan bervariasi, misalnya dengan paru-paru, insang, kulit dan trakea.Paru-paru menjadi salah satu organ yang berperan penting dalam pernapasan manusia. Jika mengalami sesak napas, batuk terus-menerus, mengi atau napas berbunyi, itu menandakan adanya masalah pada paru-paru. Sama seperti organ lainnya, paru-paru rentan terserang berbagai faktor seperti bakteri, virus, hingga polusi udara dapat menyebabkan gangguan paru-paru. Oleh sebab itu, kesehatan paru-paru juga perlu untuk dijaga. Berikut ulasan beberapa penyakit yang bisa menyerang paru-paru. Disimak ya!1. AsmaPenggunaan inhaler pada penderita asma. Mayo Clinic, asma merupakan kondisi di mana saluran udara menyempit dan membengkak serta memproduksi lendir berlebih. Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia WHO, diperkirakan ada lebih dari 339 juta orang yang menderita asma di seluruh dunia pada tahun membuat penderitanya kesulitan bernapas, memicu batuk, mengi, sulit tidur, dada sesak atau nyeri, dan sesak napas. Terdapat beberapa faktor pemicu gejala asma, antara lain alergi misalnya debu, serbuk sari, bulu binatang, udara dingin, infeksi saluran pernapasan, asap dan polusi udara lainnya, obat-obatan tertentu, stres, penyakit tidak dapat disembuhkan, tetapi gejalanya bisa dikendalikan dengan pengobatan. Inhaler merupakan alat yang biasa digunakan oleh penderita asma. Obat dihirup dari inhaler melalui mulut. Dalam beberapa kasus juga diperlukan obat-obatan, seperti obat alergi atau perawatan sering disingkat TB atau TBC, adalah penyakit lainnya yang menyerang paru-paru. Melansir laman Subdirektorat Tuberkulosis Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, insidensi TB di Indonesia diperkirakan sekitar penduduk pada tahun disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Melansir dari Mayo Clinic, bakteri penyebab TB dapat menyebar dari penderita ke orang lain melalui udara lewat batuk, bersin, berbicara, atau meludah. Seseorang jauh lebih mungkin tertular TB dari penderita yang tinggal atau bekerja dua jenis infeksi TB TB laten. Pada kondisi ini, seseorang mengalami infeksi TB, tetapi bakteri tetap berada di dalam tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB laten tidak menular. Namun, kondisi ini dapat berubah menjadi TB aktif, sehingga pengobatan juga penting diberikan kepada orang dengan TB laten dan untuk membantu mengendalikan penyebaran TB. TB aktif. Kondisi ini membuat seseorang sakit dan dalam banyak kasus bisa menular ke orang lain. Gejala yang ditimbulkan di antaranya batuk yang berlangsung 3 minggu atau lebih, batuk darah, nyeri dada, kelelahan, dan penurunan berat badan. TB juga dapat memengaruhi bagian lain dari tubuh, termasuk ginjal, tulang belakang, atau otak. Ketika TB terjadi di luar paru-paru, tanda dan gejala yang muncul bervariasi sesuai dengan organ yang penting untuk menyelesaikan seluruh rangkaian terapi dan minum obat-obatan sesuai dengan resep dokter. Menghentikan pengobatan terlalu dini atau melewatkan dosis dapat membuat bakteri yang masih hidup menjadi kebal terhadap obat tersebut. Baca Juga Napas Lega, Ini 8 Cara Ampuh Menjaga Kesehatan Paru-paru 3. PneumoniaRontgen memperlihatkan pneumonia. Healthline, pneumonia adalah infeksi yang bisa terjadi pada satu atau kedua paru-paru. Infeksi ini menyebabkan peradangan pada kantung udara yang disebut alveoli. Alveoli terisi cairan atau nanah, sehingga penderitanya sulit gejala yang ditimbulkan meliputi batuk yang bisa menghasilkan dahak, demam, berkeringat atau menggigil, sesak napas, nyeri dada, kelelahan, kehilangan nafsu makan, mual atau muntah dan sakit keterangan dari WHO, pneumonia menyebabkan kematian sebanyak lebih dari pada anak di bawah usia 5 tahun pada tahun bisa disebabkan oleh bakteri, virus, ataupun jamur. Penyakit ini dapat menular dari penderita ke orang lain. Pneumonia yang disebabkan oleh bakteri dan virus bisa menular melalui bersin atau batuk. Seseorang juga bisa tertular pneumonia tipe ini melalui kontak dengan permukaan atau benda yang terkontaminasi bakteri atau virus penyebab keterangan dari National Health Service, bronkitis adalah infeksi pada saluran udara utama paru-paru bronkus yang menyebabkan iritasi dan peradangan. Dinding saluran udara utama memproduksi lendir untuk menangkap debu dan partikel lainnya yang dapat menyebabkan kasus bronkitis terjadi ketika saluran udara tersebut meradang dan teriritasi, sehingga dihasilkan lebih banyak lendir dari biasanya. Tubuh akan mencoba untuk mengeluarkan lendir atau dahak ini melalui dua tipe bronkitis, yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis. Bronkitis akut, dapat menyerang semua usia, tetapi lebih banyak terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Kondisi ini lebih sering terjadi di musim dingin dan sering muncul setelah pilek, sakit tenggorokan atau flu. Gejala batuk dan lendir berlebih dapat berlangsung hingga 3 minggu. Bronkitis kronis, termasuk salah satu penyakit paru obstruktif kronis PPOK. Kondisi ini ditandai batuk produktif yang berlangsung selama 3 bulan dalam setahun dan setidaknya selama 2 tahun berturut-turut. Bronkitis kronis lebih banyak memengaruhi orang dewasa berusia di atas 40 tahun. Dikutip dari Mayo Clinic, gejala bronkitis meliputi batuk, produksi lendir atau dahak bisa putih, kuning kehijauan atau hijau, kelelahan, sesak napas, demam serta rasa tidak nyaman pada akut biasanya disebabkan oleh virus, umumnya virus yang sama dengan penyebab pilek atau flu influenza. Di sisi lain, penyebab bronkitis kronis paling umum yaitu asap rokok. Polusi udara dan debu atau gas beracun dari lingkungan atau tempat kerja juga bisa berkontribusi pada kondisi seperti bronkitis kronis, emfisema juga termasuk PPOK. Melansir Cleveland Clinic, emfisema adalah kondisi yang melibatkan kerusakan pada dinding kantung udara alveoli sekitar 300 juta alveoli di paru-paru normal. Saat menghirup udara, alveoli meregang dan menarik oksigen masuk. Ketika mengembuskan napas, alveoli mengecil dan mengeluarkan karbon emfisema, alveoli dan jaringan paru-paru rusak. Kerusakan ini menyebabkan obstruksi penyumbatan yang memerangkap udara di dalam paru-paru. Selain itu, karena jumlah alveoli lebih sedikit, maka oksigen yang masuk ke aliran darah semakin kebanyakan kasus, merokok menjadi faktor utama yang menyebabkan emfisema. Selain itu, polusi udara, faktor genetik defisiensi alpha-1 antitrypsin, dan infeksi saluran pernapasan juga berperan dalam menyebabkan emfisema berkembang secara bertahap. Berbagai gejala yang umum terjadi meliputi batuk, mengi, sesak napas, dada sesak dan peningkatan produksi Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Dikutip dari laman Yayasan Kanker Indonesia, menurut data Globocan 2018, lebih dari 26 ribu orang di Indonesia meninggal karena kanker paru-paru setiap MedlinePlus, kanker paru-paru merupakan kanker yang tumbuh di jaringan paru-paru. Kanker ini sangat berisiko terjadi pada perokok, baik perokok aktif maupun perokok itu, beberapa faktor yang meningkatkan risiko kanker paru-paru meliputi riwayat keluarga dengan kanker paru-paru, paparan radon, paparan bahan kimia berbahaya, misalnya asbestos, arsenik, kromium dan lain-lain di tempat kerja, polusi udara, dan terapi radiasi pada area kanker paru-paru tidak menimbulkan gejala pada stadium awal. Gejala berkembang seiring perkembangan kondisi. Beberapa gejala kanker paru-paru di antaranya ketidaknyamanan atau nyeri dada, batuk yang tidak kunjung sembuh atau memburuk seiring berjalannya waktu, kesulitan bernapas, darah dalam dahak, suara serak, kelelahan, dan penurunan berat hidup sehat sangat penting untuk mencegah berbagai penyakit paru-paru dan penyakit lainnya. Hindari rokok dan asapnya, polusi, atau faktor lainnya yang bisa merusak sistem pernapasan. Jika ada keluhan pernapasan, segera hubungi dokter untuk mengetahui penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat. Baca Juga 10 Latihan Efektif Kuatkan Fungsi Paru-parumu, Bernapas Lebih Lega! IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.Beberapafaktor yang menyebabkan bayi lahir dengan gangguan pernapasan adalah karena lahir prematur, paru-paru yang terlambat beradaptasi dengan dunia luar, hingga gangguan yang terjadi selama kehamilan. Berikut jenis gangguan pernapasan pada bayi baru lahir agar Mama bisa lebih waspada. 1. Respiratory distress syndrome (RDS)
Asma adalah salah satu masalah paru-paru yang membuat pengidapnya kesulitan bernapas akibat peradangan dan penyempitan pada saluran pernapasan. Tak hanya kesulitan bernapas, asma juga menyebabkan gejala lain seperti mengi, batuk-batuk, dan nyeri dada. Saluran pernapasan pada pengidap asma lebih sensitif dibandingkan dengan orang lain tanpa asma. Ketika paru-paru teriritasi akibat zat pemicu asap rokok, debu, bulu binatang, dll., maka otot-otot saluran pernapasan pada pengidapnya menjadi kaku dan menyempit. Gejala Asma Seseorang yang mengidap asma bisa mengalami beragam gejala, seperti Sesak dada;Batuk, terutama pada malam atau dini hari;Sesak napas;Mengi, yang menyebabkan suara siulan saat mengeluarkan napas. Pola gejala pada setiap pengidap asma pun bisa berbeda. Meski begitu, pola gejala yang paling umum yaitu Datang dan pergi seiring waktu atau dalam hari yang sama;Mulai atau memburuk dengan infeksi virus, seperti pilek;Dipicu oleh olahraga, alergi, udara dingin, atau hiperventilasi karena tertawa atau menangis;Lebih buruk di malam hari atau di pagi hari. Ketahui lebih lanjut penjelasan mengenai gejala asma dari dokter tepercaya di Halodoc. Komunikasi dengan dokter dapat dengan mudah kamu lakukan melalui fitur chat dengan dokter kapan dan di mana saja. Yuk, dicoba sekarang! Faktor Risiko Asma Bakteri yang berasal dari debu sering menjadi pemicu utama penyakit asma. Bakteri tersebut bernama endotoxin yang umumnya berada pada perkakas rumah, terutama di kamar tidur yang menimbulkan gejala asma. Faktor risiko lain yang dapat memicu penyakit asma, antara lain zat paru-paru dan saluran napas bagian tertentu seperti tukang las, kayu, atau pekerja pabrik tekstil;Emosi yang berlebihan tertawa terbahak-bahak atau kesedihan yang berlarut-larut.Alergi makanan, seperti kacang-kacangan. Penyebab Asma Asma adalah jenis penyakit yang dapat menimpa segala usia. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, aktivitas fisik, infeksi virus sampai paparan zat kimia. Namun, hingga kini penyebab utama asma belum diketahui secara pasti. Kendati demikian, pengidap asma terbukti memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru terkena iritasi, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Kemudian, produksi dahak meningkat, sehingga membuat pengidapnya kesulitan bernapas. Pada anak-anak, gejala asma akan menghilang dengan sendirinya saat memasuki usia remaja. Namun, anak-anak yang memiliki gejala asma cukup berat, kondisinya bisa bertahan atau muncul kembali di masa mendatang. Diagnosis Asma Di tahap awal, dokter akan melakukan wawancara medis anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Perlu kamu ketahui bahwa diagnosis asma didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak napas, mengi, rasa berat di dada, dan variabilitas yang berkaitan dengan cuaca. Untuk membantu menegakkan diagnosis asma, dokter mungkin perlu melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Contohnya faal paru dengan alat spirometer. Pengukuran faal paru digunakan untuk menilai Obstruksi jalan napas;Reversibiliti kelainan faal paru;Variabiliti faal paru, sebagai penilaian tidak langsung hiperes-ponsif jalan napas. Ada pula beberapa tes lainnya untuk membantu dokter untuk mendiagnosis asma, yaitu Pemeriksaan arus puncak ekspirasi dengan alat peak flow rate meter;Uji reversibilitas dengan bronkodilator;Uji provokasi bronkus, untuk menilai ada/tidaknya hiperaktivitas bronkus;Uji alergi untuk menilai ada atau tidaknya alergi;Foto torak, untuk menyingkirkan penyakit selain asma. Komplikasi Asma Penyakit asma yang dibiarkan tanpa penanganan bisa memicu berbagai komplikasi, seperti Masalah psikologis cemas, stres, atau depresi;Menurunnya performa di sekolah atau pekerjaan;Tubuh sering terasa lelah;Gangguan pertumbuhan dan pubertas pada anak-anak;Status asmatikus, yaitu kondisi asma yang parah dan tidak dapat merespon dengan terapi normal;Pneumonia;Gagal pernapasan;Kerusakan pada sebagian atau seluruh paru-paru;Kematian. Pengobatan Asma Ada dua hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan asma, yakni meredakan gejala dan mencegah gejala kambuh. Oleh karena itu, pengidap asma perlu disiplin menjalani pengobatan dengan dokter agar asma tetap terkendali. Di samping melakukan pengobatan, pengidap asma juga harus menghindari dari hal-hal yang memicu kekambuhan. Biasanya, dokter merekomendasikan inhaler sebagai pengobatan saat gejala asma muncul. Namun, penggunaan inhaler juga berpotensi menyebabkan efek samping bagi pengguna. Apabila terjadi serangan asma dengan gejala yang semakin parah, meskipun sudah melakukan penanganan dengan inhaler maupun obat, maka perlu tindakan medis di rumah sakit. Pasalnya, asma juga dapat membahayakan nyawa pengidapnya Pencegahan Asma Masalah paru yang satu ini adalah jenis penyakit yang dapat dikendalikan dengan mengatur pola hidup sehat. Selain itu, sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut Mengenali dan menghindari pemicu asma;Mengikuti anjuran rencana penanganan asma dari dokter;Melakukan langkah pengobatan yang tepat dengan mengenali penyebab serangan asma;Menggunakan obat-obatan asma yang telah dianjurkan oleh dokter secara teratur;Memonitor kondisi saluran napas. Perlu diperhatikan, penggunaan inhaler justru berisiko meningkatkan reaksi asma. Oleh karena itu, penting untuk mendiskusikannya dengan dokter, supaya rencana penanganan asma disesuaikan dengan kebutuhan. Vaksinasi flu dan pneumonia juga disarankan untuk pengidap asma untuk mencegah komplikasi berbahaya yang berkaitan dengan pernapasan. Kapan Harus ke Dokter? Jika mengalami tanda dan gejala asma di atas, segera hubungi dokter untuk mendapat pertolongan medis. Penanganan dini bisa membantu menghindari komplikasi asma yang bisa mengancam jiwa. Referensi National Health Service – UK. Diakses pada 2021. Health A-Z. Asthma NIH. National Heart, Lung, and Blood Institute. Diakses pada 2021. Asthma. Mayo Clinic. Diakses pada 2021. Diseases and Conditions. Asthma. WebMD. Diakses pada 2021. Toxins in Dust Raise Risk of Asthma Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Diakses pada 2021. Asma pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1023/Menkes/SK/XI/2008 tentang Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Diakses pada 2021 Diperbarui pada 3 Desember 2021
5 Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas?Gangguan pernapasan adalah kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan bernapas, dada terasa seperti diikat, atau leher terasa seperti tercekik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya penyakit saluran pernapasan, atau gangguan pada organ lain, seperti jantung atau ginjal. Berdasarkan letaknya, saluran pernapasan terbagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran pernapasan atas terdiri dari rongga hidung, sinus, dan tenggorokan bagian atas faring. Sementara saluran pernapasan bawah meliputi tenggorokan bagian tengah dan bawah trakea, bronkus, dan paru-paru. Pada kondisi tertentu, saluran pernapasan bisa terganggu dan menimbulkan berbagai gejala, mulai dari ringan hingga berat. Akibatnya, fungsi paru-paru dalam mengelola oksigen dan karbondioksida bisa terganggu. Jika gangguan pernapasan berat tidak segera ditangani, gangguan tersebut dapat menyebabkan tubuh kekurangan oksigen dan berakibat fatal. Penyebab Gangguan Pernapasan Gangguan pernapasan disebabkan oleh penyakit yang menyerang saluran pernapasan, antara lain Asma Infeksi paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur pneumonia Penyakit paru obstruktif kronis PPOK Penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru emboli paru Tekanan darah tinggi pada pembuluh darah di paru-paru hipertensi pulmonal Batuk rejan Infeksi pada epiglotis epiglotitis Tuberkulosis TBC Kanker paru-paru Selain beberapa penyakit di atas, ada gangguan pernapasan yang lebih sering terjadi pada anak-anak, yaitu bronkiolitis dan bronkopneumonia. Bronkiolitis adalah peradangan di cabang bronkus terkecil bronkiolus yang disebabkan oleh infeksi respiratory syncytial virus RSV, virus influenza, atau rhinovirus. Sementara itu, bronkopneumonia adalah peradangan pada pipa saluran pernapasan bronkus dan kantung-kantung kecil di paru-paru alveoli. Bronkopneumonia merupakan salah satu penyebab gangguan pernapasan tersering pada anak usia di bawah 2 tahun. Gangguan pernapasan juga dapat terjadi akibat penyakit pada organ lain atau kondisi medis tertentu, di antaranya Penyakit jantung, seperti penyakit jantung koroner, kelainan jantung bawaan, aritmia, dan gagal jantung Gagal ginjal kronis Gangguan saluran pencernaan, misalnya hernia hiatus Reaksi alergi, misalnya akibat debu, serbuk sari, atau bulu hewan yang terhirup Kekurangan oksigen ketika berada di ketinggian tertentu altitute sickness Serangan panik Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena gangguan pernapasan, yaitu Merokok Terpapar polusi, alergen, atau gas beracun Menderita obesitas Mengalami stres berat Bepergian ke dataran tinggi Gejala Gangguan Pernapasan Gejala utama gangguan pernapasan adalah sesak napas atau napas terengah-engah. Selain itu, penderita gangguan pernapasan juga dapat mengalami gejala berikut Demam Batuk kering, batuk berdahak, atau batuk berdarah Mengi atau bunyi “ngik” saat bernapas Sakit tenggorokan Suara parau Dada terasa seperti tertekan atau terikat Keringat dingin Gelisah Bengkak di kaki atau perut Kapan harus ke dokter Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas. Pemeriksaan dan penanganan juga perlu segera dilakukan jika muncul gejala yang lebih serius, seperti Batuk berkepanjangan kronis Nyeri dada Sesak napas meski tidak sedang beraktivitas Sesak napas tiba-tiba pada malam hari sehingga menyebabkan terbangun saat tidur Bibir atau ujung-ujung jari membiru sianosis Kulit tampak pucat Berkeringat banyak Tubuh terasa lemas dan terasa akan pingsan Segera bawa bayi atau anak Anda ke dokter jika ia mengalami gangguan pernapasan dengan gejala berikut Demam, pada bayi usia di bawah 6 bulan Napas cepat disertai dengan sela-sela iga tampak cekung retraksi Lubang hidung kembang kempis nostril flare Batuk parah disertai dengan tarikan napas melengking whooping cough Sianosis Diagnosis Gangguan Pernapasan Pasien gangguan pernapasan berat perlu segera diobati. Dokter akan memasang alat bantu pernapasan dan oksigen, serta memberikan cairan infus terlebih dahulu. Jika diperlukan, dokter akan meresepkan obat pelega pernapasan bronkodilator dalam bentuk suntik. Bila kondisi pasien telah stabil, dokter akan bertanya seputar keluhan yang dialami pasien dan riwayat penyakitnya, kemudian melakukan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter juga akan memeriksa rongga mulut dan tenggorokan. Selanjutnya, untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang meliputi Tes darah, untuk mendeteksi infeksi, analisis gas darah, dan fungsi ginjal Foto Rontgen dada, untuk mendeteksi peradangan di paru-paru dan pembengkakan pada jantung Tes fungsi paru-paru spirometri, untuk menilai volume udara yang dihirup dan dikeluarkan oleh pasien CT scan dada, untuk melihat tumor atau kanker pada rongga dada dan paru-paru Ekokardiogram, untuk melihat struktur dan kerja katup jantung Tes fungsi paru, untuk mengetahui kapasitas udara yang masuk dan keluar dari paru-paru Rekam jantung dan stress test, untuk mendeteksi penyakit jantung koroner Pengobatan Gangguan Pernapasan Pengobatan gangguan pernapasan akan disesuaikan dengan penyebabnya. Sebagai contoh, untuk mengatasi gangguan pernapasan akibat asma, dokter dapat memberikan salbutamol dan kortikosteroid dalam bentuk hirup inhaler atau tablet. Sementara itu, untuk mengatasi pneumonia yang disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter dapat memberikan antibiotik. Pasien juga akan diberikan obat batuk untuk meredakan batuk dan mengencerkan dahak sehingga dapat beristirahat guna mempercepat proses pemulihan. Pada pasien gangguan pernapasan akibat gagal jantung, dokter akan meresepkan obat diuretik untuk mengurangi penumpukan cairan. Dokter juga akan memberikan obat penurun tekanan darah dan digoxin untuk memperbaiki kerja jantung. Untuk mengatasi gangguan pernapasan pada pasien gagal ginjal kronis, dokter akan menyarankan prosedur cuci darah. Hal ini karena gagal ginjal kronis sering menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru sehingga mengakibatkan gangguan pernapasan. Sebagai pengobatan lanjutan, dokter dapat menyarankan terapi rehabilitasi paru-paru chest physiotherapy untuk memulihkan kondisi pasien. Gangguan pernapasan juga bisa terjadi akibat serangan panik dan gangguan cemas. Untuk mengatasi kondisi tersebut, pasien akan disarankan untuk menjalani terapi perilaku kognitif. Komplikasi Gangguan Pernapasan Komplikasi gangguan pernapasan dapat bervariasi, tergantung pada penyebabnya, antara lain Pecahnya pembuluh darah mata karena batuk keras Kekurangan oksigen hipoksia dan hipoksemia Sepsis Gagal napas Pneumothorax Asidosis atau alkalosis respiratorik Gagal jantung Syok Kematian Pencegahan Gangguan Pernapasan Untuk mencegah terjadinya gangguan pernapasan, beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain Cegah penyakit infeksi paru dengan cuci tangan rutin menggunakan sabun dan air mengalir, serta hindari kontak dengan orang sakit. Jalani vaksinasi pneumonia dan pastikan anak mendapat imunisasi. Jangan merokok. Hindari paparan polusi udara. Hindari paparan alergen atau bahan kimia yang dapat menyebabkan reaksi alergi dan asma kambuh. Turunkan berat badan jika menderita obesitas. Konsumsi makanan bergizi lengkap dan seimbang, serta berolahraga secara teratur. Pastikan untuk tidur dan beristirahat yang cukup. Kelola stres dengan baik. Jika Anda menderita penyakit paru, jantung, atau ginjal yang kronis, jalani pengobatan dan lakukan kontrol rutin untuk mengurangi risiko timbulnya gangguan pernapasan.Jawabanyang benar dari soal di atas adalah A, yaitu Asma. Asma merupakan salah satu gangguan pada sistem pernapasan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan dalam paru-paru sehingga mengalami kesulitan saat bernapas. Gejala umum jika menderita penyakit asma yaitu mengalami sesak napas dan batuk.Ada berbagai macam penyakit paru yang bisa terjadi. Penyakit ini biasanya ditandai dengan beberapa gejala, seperti sesak napas, batuk kronis, mengi, atau nyeri dada. Agar penanganan yang tepat dapat dilakukan, mari kenali lebih dekat macam-macam penyakit paru. Paru-paru merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam sistem pernapasan. Saat Anda bernapas, paru-paru bertugas mengambil oksigen dari udara ke aliran darah dan mengeluarkan karbon dioksida dari darah. Jika paru-paru mengalami gangguan, proses ini pun akan ikut terganggu. Penyakit paru biasanya disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, kebiasaan merokok, hingga faktor keturunan. Macam-Macam Penyakit Paru-Paru Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit paru yang penting untuk diketahui 1. Pneumonia Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan kantung-kantung udara di dalam paru meradang dan membengkak. Kondisi ini sering disebut dengan paru-paru basah, sebab paru-paru bisa dipenuhi oleh cairan atau nanah. Penyebab pneumonia adalah infeksi bakteri, virus, atau jamur. Penularan infeksi ini bisa terjadi melalui udara yang terkontaminasi kuman dari penderita yang bersin atau batuk. 2. Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga bisa menyebar ke bagian tubuh lain seperti tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, dan ginjal. Bakteri penyebab TBC dapat menyebar di udara melalui percikan dahak atau cairan dari saluran pernapasan penderitanya, misalnya saat batuk atau bersin. 3. Bronkitis Bronkitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran bronkus atau saluran yang menghubungkan tenggorokan ke paru-paru. Salah satu penyebab bronkitis yang paling umum adalah infeksi virus. Virus penyebab bronkitis biasanya ditularkan dari penderita melalui percikan dahak yang dikeluarkannya. Jika percikan dahak terhirup atau tertelan orang lain, virus akan menginfeksi saluran bronkus orang tersebut. 4. Penyakit paru obstruktif kronis Penyakit paru obstruktif kronis PPOK adalah peradangan paru kronis yang menyebabkan terjadinya gangguan aliran udara, baik menuju maupun dari paru-paru. Ada dua jenis gangguan yang terjadi pada PPOK, yaitu bronkitis kronis dan emfisema. Pada bronkitis kronis, peradangan terjadi pada dinding bronkus. Sedangkan pada emfisema, peradangan atau kerusakan terjadi pada alveoli atau kantung kecil pada paru-paru. Faktor utama yang meningkatkan risiko terjadinya PPOK adalah paparan asap rokok dalam jangka panjang, baik secara aktif maupun pasif. Faktor risiko lainnya adalah paparan asap bahan bakar atau uap bahan kimia. 5. Asma Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran pernapasan. Penderita asma umumnya memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Saat penderita asma terpapar alergen atau pemicu alergi, saluran pernapasannya akan meradang, membengkak, dan menyempit. Hal ini akan membuat aliran udara menjadi terhambat sehingga menyebabkan sesak napas. Selain itu, akan terjadi peningkatan produksi dahak yang membuat penderitanya semakin sulit bernapas. Ada beberapa hal yang bisa memicu munculnya serangan asma, seperti paparan debu, asap rokok, bulu binatang, udara dingin, virus, dan zat kimia. Itulah macam-macam penyakit paru yang perlu Anda ketahui dan waspadai. Jika Anda kerap mengalami gejala penyakit paru yang mengganggu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.
Asmaadalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti debu, bulu, ataupun rambut. Global Initiative for Asthma, sebuah lembaga nirlaba internasional untu penanggulangan asma, mendefinisikan asma sebagai gangguan pada selaput pipa udara yang menyalurkan udara ke dalam paru-paru.
Kelainan yang disebabkan olehmenyempitnya saluran pernapasandalam paru-paru, sehingga seseorangdapat mengalami kesulitan bernapasan disebut penyakit A. AsmaAsma disebabkan karena ada penyempitan saluran pernafasan yang disebabkan oleh faktor keturunan, suhu yang dingin, akibat makanan dan faktor lingkungan