Monogami Menurut Pandangan AlkitabPandangan Monogami dalam Agama Kristen1. Manusia Berpasangan2. Ikatan Janji Pernikahan3. Iblis Memanfaatkan Situasi4. Poligami Menimbulkan DosaMonogami Menurut Pandangan – Monogami dalam Kristen. Dalam kehidupan asmara, umumnya orang akan menjalani hubugan dengan tipe monogami. Hubungan itu berkaitan dengan hanya mencintai satu orang dalam monogami, menjalin hubungan dengan orang lain di luar hubungan yang sah bisa dikatakan selingkuh atau tidak setia. Dan itu bukanlah merupakan perbuatan baik ataupun yang layak perkawinan yang berlaku di Indonesia juga monogami. Seorang pria hanya diperbolehkan memiliki satu orang istri saja, begitupun sebaliknya. Meski di masa sekarang ada banyak juga yang beristri dua atau bagaimana pandangan agama Kristen tentang monogami? Di kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda mengenai ajaran serta kebenaran monogami dalam agama Monogami dalam Agama KristenTanpa banyak basa basi lagi, langsung saja mari kita simak pembahasan lengkap mengenai monogami dalam agama Kristen. Berikut ulasan lengkapnya hanya untuk Manusia BerpasanganLarangan poligami yang dijelaskan dalam Injil ditegaskan kepada manusia bahwa Allah pada saat menciptakan manusia pertama kali hanya ada satu laki-laki. Kemudian dibentuklah wanita yang berasal dari tulang rusuk klelaki tersebut.“Tidakkah kamu baca bahwa Ia yang menciptakan manusa sejak semula menjadikan laki-laki dan perempuan?”Matius 194Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah dari awal sudah menciptakan manusia berpasangan, bahkan sebelum manusia itu benar-benar ada di dunia. Tindakan poligami dengan mengatasnamakan kebaikan bukan hal yang bisa dibenarkan, karena pada dasarnya manusia itu sesungguhnya sekali perbuatan dosa yang melanggar firman Tuhan hanya sebagai bentukkamuflase saja. Padahal sebenarnya mereka hanya ingin melakukan tindakan dosa semata-mata hanya untuk memenuhi nafsu juga dari dulu sudah melakukan banyak jenis pernikahan yang melenceng dari kehendak Allah. Memang banyak tokoh Alkitab yang berpoligami, tapi bisa kita perahatikan di tengah situasi mereka tentunya akan muncul perasaan cemburu dan iri Ikatan Janji PernikahanPada saat menikah, kedua mempelai akan mengucapkan janji pernikahan, bisa mereka buat sendiri atau mengikuti instruksi yang ada. Baik itu mempelai laki-lai atau perempuan yang menyebutkan untuk menerima satu sama lain dalam hidupnya sampai maut pernikahan tersebut suci, disebutkan di hadapan banyak saksi, bahkan di hadapan Tuhan. Maka dari itu tentu saja pernikahan mengikat pasangan untuk menjadi suami istri, tidak boleh diganggu oleh manusia ada satu pihak mengingkari janji tersebut dengan melakukan poligami, bukankah sama saja dengan mengingati janjinya? Dia tidak hanya bersalah kepada Tuhan, melainkan juga salah kepada pasangannya.“Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh diceraikan manusia“Matius 1963. Iblis Memanfaatkan SituasiApabila tindakan poligami menjadi hal yang lazim selama pasangan mengizinkan, dalam beberapa ajaran agama untuk mengambil janda maupun yatim sebagai istri merupakan tindakan yang baik. Terutama karena tujuannya membantu dengan perbuatan pada zaman sekarang sering dipakai iblis supaya manusia bisa jatuh ke dalam dosa dengan larut serta dalam pemenuhan bisa mengetahui apa yang buruk bagi manusia, sehingga dengan segala upaya dan gagasan iblis, membuat suatu yang buruk bisa tampak baik di hadapan manusia lainnya. Orang beriman haruslah mengetahui jika seseorang yang pernah menikah ingin menikah lagi, orang ini haruslah janda atau duda yang ditinggal mati Poligami Menimbulkan DosaPada beberapa kisah dalam Alkitab, tokoh yang melaksanakan tindakan poligami awalnya bertujuan untuk mendapatkan keturunan sebagai penerus dari pihak yang menerima janji-janji Tuhan Sang Juruselamat. Tapi bisa kita ketahui jgua bahwa pada saat poligami, tujuannya untuk melengkapi misi Allah ketika dalam pelaksanaannya timbul rasa iri serta KataSekian pembahasan dari kami mengenai monogami dalam agama kristen. Semoga kita bisa lebih paham tentang apa itu monogami menurut pandangan agama Musa di dalam AlkitabTujuan Karunia Roh Kudus dalam KristenHubungan Iman Kristen dengan Politik
Jawaban(1 dari 2): Saya penganut Katolik Roma, ijinkan saya menjawab hanya untuk proses menjadi Pastor dalam Kristen Katolik (Roma). Pastor (juga dilafalkan Pastur) yang bearti Gembala atau Bapa sehingga juga dipanggil dengan Pater atau Romo(kalau di pulau Jawa), berasal dari kata רעה (ra’ah) d
Pandangan Alkitab Tentang Punya Dua IstriPelajaran dari Alkitab Tentang Beristri Dua1. Pernikahan Adalah Ide Tuhan2. Mukjizat Pertama Yesus3. Mempelai Pria dan WanitaPandangan Alkitab Tentang Punya Dua – Pelajaran dari Alkitab mengenai beristri dua. Memiliki dua istri atau lebih memang menjadi beban bagi sebagian orang, karena suami harus membagi kasih sayang yang merata kepada saja poligami menurut Alkitab menjadi hal yang dilarang. Karena sudah jelas dikatakan masing-masing pria dan wanita memiliki satu belahan jiwanya sendiri yang saling di masa sekarang, ada banyak orang yang memiliki istri lebih dari dua, dengan alasan membantu wanita yang kurang mampu untuk dapat menerima nafkah. Tidak hanya terjadi di Indonesia, fenomena ini juga banyak di seluruh kesempatan ini kami akan menjelaskan kepada Anda tentang pekajaran dari Alkitab mengenai beristri dua. Anda dapat menyimak rangkuman pembahasannya di bawah berikut dari Alkitab Tentang Beristri DuaLangsung saja ini dia pelajaran dari Alkitab tentang beristri dua atau poligami. Anda dapat langsung melihat ulasan lengkapnya pada pembahasan di bawah berikut Pernikahan Adalah Ide TuhanKejadian 127-28 dan Kejadian 218-24 menjelaskan bahwa Tuhan yang memiliki inisiatif untuk memberikan penolong yang sepadan untuk Adam. Penolong ini kemudian dinamakan dengan awal hubungan suami dan istri dicetuskan oleh Tuhan dan dinyatakan dengan memberkati laki-laki serta perempuan. Memberikan perintah untuk memenuhi dan menaklukkan bumi. Selain itu manusia diciptakan sesuai gambaran Tuhan yang setelah manusia jatuh ke dosa, mereka memiliki kecenderungan untuk bersikap efois. Di sini peran pernikahan masuk, untuk memberikan suami penolong dan bisa menjalin hubungan bersama Tuhan. Pernikahan membuat manusia bisa terus memperbesar kapasitas hati untuk mengasihi orang itu, menikahnya suami dengan istri kedua ketika dia masih terikat pada istri pertama, bisa menimbulkan kecemburuan pada istri pertama. Kecemburuan ini akan menjauhkan suami dari istrinya dan merenggangkan hubungan Mukjizat Pertama YesusYohanes 21-11 memberikan pelajaran dari Alkitab mengenai beristri dua, yaitu kita bisa melihat Maria meminta Yesus membantu memecahkan masalah kurangnya anggur dalam suatu pesta pernikahan. Yesus awalnya menolak, namun pada akhirnya tetap membantu dan mengadakan mukjizat di pesta pernikahan mengubah air menjadi anggur bahkan sampai pemimpin pesta itu tidak mengetahui bhawa anggur yang diminumnya berasal dari air biasa. Pemimpin itu tetap menilai bahwa itu anggur yang baik untuk situ bisa direnungkan, air biasa memiliki rasa tawat, sedangkan anggur berasa nikmat. Hal ini bisa dikaitkan dengan kehidupan pernikahan yang mungkin telah terasa tawar, tidak lagi manis. Pernikahan mungkin bisa membuat suami atau istri merasa jenuh sampai timbul keinginan untuk mencari kenikmatan anggur dari orang Daud yang sangat terkenal dikatakan berkenan di mata Tuhan, juga mungkin tengah mengalami hal ini ketika dia mengintip perempuan bersuami yang sedang mandi. Pada awalnya, Daud memang tidak tahu jika Batsyeba sudah tahu, Daud tetap tidak mundur namun memerintahkan suami Batsyeba dikirim ke garis medan pertempuran depan agar mati. Tuhan menegur Daud melalui Nabi Natan, mengatakan bahwa Dia sudah memberikan kerajaan Israel dan segala milik Saul, raja sebelumnya, menjadi milik Daud meminta kepada Tuhan untuk menggantikan kejenuhan atau rasa tawar dalam kehidupannya seperti anggur, Tuhan bersedia memberikan Daud butuhkan. Demikian juga di kehidupan pernikahan, kita bisa meminta Tuhan memulihkan keadaan dan menggantikan tawar menjadi manus. Kita pun ibsa menguatkan diri menghadapi masalah dalam Mempelai Pria dan WanitaDalam salah satu ilustrasi Alkitab, bisa ditemukan tipologi bahwa Yesus adalah mempelai pria umat Kristen yang akan menjemput mempelai wanita-Nya ketika saatnya tiba. Tuhan menghendaki suami dalam pernikaha agar menjalankan perannya sebagai kepala yang mengasihi istri dan prakteknya, mungkin kadang selain memang jenuh, suami juga merasa istrinya sering mengecewakan, tidak patuh padanya, suka mengatur, dan lainnya. Kekecewaan sifat itu membuat suaminya ingin memiliki istri sebagia manusia juga sering menyakiti hati Tuhan, namun Tuhan selalu setia dan mengampuni. Tuhan tetap mengasihi dengan segala kekurangan serta kesalahan juga Tuhan menghendaki supaya hubungan suami istri dalam Kristen selalu setia terhadap satu sama lain. Tantangan dalam pernikahan kadang memang terasa sulit, namun mereka bisa mengundang Tuhan untuk berada di tengah dan KataDemikian singkat pembahasan kami mengenai pelajaran dari alkitab tentang beristri dua. Mudah-mudahan informasi yang kami sampaikan bisa membuat Anda lebih paham bagaimana menyikapi fenomena dan Peran Roh KudusHubungan Aufklarung dan Reformasi GerejaKesaksian Rohani Kristen Tentang Akhir ZamanSenangnyadalam hati kalau beristri dua 4 likes. InterestPertanyaan Jawaban Seorang istri Kristen adalah seorang yang percaya pada Yesus Kristus, dan seorang wanita yang mempunyai prioritas yang benar. Ia telah memfokuskan kehidupannya pada kesalehan, dan fokusnya selalu terasa dalam setiap hubungan yang ia miliki, termasuk dalam pernikahannya. Seorang istri yang saleh telah memutuskan bahwa menyenangkan dan menaati Allah lebih penting daripada kesenangan atau kenikmatan yang sementara, dan ia siap mengorbankan apa saja demi menghormati Allah dalam perannya sebagai istri. Langkah pertama dalam menjadi seorang istri Kristen adalah tunduk pada ketuhanan Yesus. Hanya melalui kuasa Roh Kudus kita dapat hidup saleh Galatia 220; Titus 212. Ketika kita beriman pada Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan kita Yohanes 33, ada kemiripan dengan hari pernikahan kita. Arah kehidupan kita sudah berubah 2 Korintus 517. Kita mulai menilai kehidupan menurut sudut pandang Allah, bukan lagi dari agenda pribadi kita. Ini berarti bahwa seorang wanita Kristen akan mempunyai anggapan yang lain tentang pernikahan dibanding wanita duniawi yang lain. Ia ingin menjadi seorang istri yang baik bagi suaminya dan menjadi wanita yang saleh bagi Tuhannya. Menjadi seorang istri Kristen berarti menghidupi prinsip yang ditemukan dalam Filipi 23-4 “Janganlah melakukan sesuatu karena didorong kepentingan diri sendiri, atau untuk menyombongkan diri. Sebaliknya hendaklah kalian masing-masing dengan rendah hati menganggap orang lain lebih baik dari diri sendiri. Perhatikanlah kepentingan orang lain; jangan hanya kepentingan diri sendiri” versi BIS. Jika ditaati secara penuh, prinsip ini dapat menghindarkan kita dari sebagian besar percekcokan rumah tangga. Karena secara alami kita egois, kita memerlukan bantuan Tuhan untuk menyalibkan keegoisan kita dan mengutamakan kepentingan pasangan nikah kita. Bagi seorang istri, salah satu wujud prakteknya adalah menyadari bahwa suaminya bukan seorang wanita dan tidak berpikir seperti seorang wanita. Kebutuhan sang suami berbeda dari kebutuhan sang istri, dan ialah tanggung jawabnya untuk memahami kebutuhan suaminya dan berusaha memenuhi segala kebutuhannya. Salah satu topik konflik yang kerapkali muncul dalam pernikahan berkaitan dengan seks. Pria, pada umumnya, menginginkan hubungan seks lebih sering dibanding para istri. Para pria lebih mementingkan hubungan badan, sehingga harga diri mereka terancam jika ditolak oleh istri mereka. Meskipun tidak selalu, nafsu seks para istri sering memudar dan mereka merasa lebih dipenuhi oleh hubungan emosional lainnya, seperti dengan teman atau anak. Ketidaksadaran akan kebutuhan seks suaminya dapat mengakibatkan para suami sakit hati dan malah bersikap memusuhi. Seorang istri Kristen akan memenuhi kebutuhan seks suaminya, meskipun dirinya lelah atau tidak begitu tertarik. Satu Korintus 71-5 menjelaskan bahwa suami dan istri tidak berhak atas tubuh mereka, melainkan menyerahkannya kepada pasangannya. Seorang istri Kristen mengetahui bahwa menyerahkan tubuhnya pada sang suami adalah sama dengan tunduk kepada kehendak Allah. Efesus 522-24 mengulas topik ketundukan, yang sayangnya, telah disalahgunakan oleh banyak orang. Istri diperintah untuk tunduk kepada suami mereka seperti mereka tunduk kepada Tuhan. Banyak wanita yang merasa jijik dengan kata tunduk karena perintah itu sering digunakan untuk memperlakukan mereka secara tidak layak. Ketika ketiga ayat ini dilepas dari konteks nya dan diterapkan hanya pada kaum Hawa, maka seolah-olah ayat-ayat ini menjadi alat di tangan iblis. Setan sering memutarbalikkan Alkitab untuk melaksanakan rencana jahatnya, dan ia telah menyalahgunakan ayat ini untuk merusak rencana Allah bagi pernikahan. Perintah untuk menundukkan diri sebetulnya dimulai dari ayat 18, dimana tertulis semua orang Kristen harus saling tunduk. Kemudian perintah ini ditujukan kepada para istri yang menikah, tetapi lebih lagi pada para suami untuk mengasihi istri mereka seperti Kristus mengasihi gereja Efesus 525-32. Ketika seorang suami hidup dalam ketaatan terhadap perintah Allah, maka dengan mudah istri Kristen akan tunduk kepada pimpinannya. Meskipun ada beberapa istri Kristen yang tidak dikaruniai anak, sebagian besar akan menjadi ibu pada waktunya. Pada transisi tersebut, cukup mudah dipahami jika ia menyalurkan semua upaya dan perhatiannya pada anak-anaknya. Meskipun penyesuaian ke dalam dinamika keluarga baru membutuhkan waktu, seorang istri Kristen akan mengingat bahwa suaminya adalah prioritas utamanya. Kebutuhan sang suami masih penting. Kadang sang istri akan merasa tenaga dan perhatiannya sudah dikuras habis, namun jika ia meminta kepada Tuhan, maka ia akan diberi kekuatan dan kemampuan untuk menjadi istri serta ibu yang baik Amsal 1810; Mazmur 182. Komunikasi sangat penting dalam tahun-tahun pertama ketika baru mempunyai anak, dan seorang istri Kristen akan menyampaikan dengan terbuka bantuan yang ia perlukan dari suaminya, supaya ia dapat memenuhi kebutuhan sang suami juga. Pasangan yang komunikasinya lancar dan mengkhususkan waktu bersama akan semakin bertumbuh dekat dan menjalin hubungan pernikahan yang lebih erat. Seorang istri Kristen juga menyadari bahwa dirinya juga memerlukan waktu pribadinya. Kepada suaminya ia terus terang menyampaikan kebutuhan emosional dan psikologisnya. Para istri yang tidak berani menyatakan kebutuhan pribadi mereka karena takut dicap egois, berada di jalur menuju stres dan sakit hati. Sebelum seorang istri maupun ibu dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka, ia harus memelihara dirinya sendiri terlebih dahulu. Amsal 31 sering dikritik oleh cukup banyak istri Kristen karena tuntutan yang digambarkan sepertinya tidak mungkin dipenuhi. Namun penting untuk diingat bahwa wanita bijak yang digambarkan memang tidak ada. Ia adalah gambaran dari istri ideal yang dicari oleh seorang pria. Kualitas istri dambaan ini bertolak belakang dengan sifat yang tidak terpuji dalam wanita, seperti kemalasan, keegoisan, kebebalan, kecerobohan, dan kecemaran. Seorang istri Kristen berusaha menghindari semua sifat yang tidak terpuji itu, dan Amsal 31 menjadi acuan yang baik bagi para istri. Yang ditemui dalam Amsal 31 merupakan ilustrasi, bukan untuk dimengerti secara harafiah, seolah-olah ibu yang anak-anaknya tidak "berpakaian rangkap" ayat 21 atau "pelitanya" dipadamkan di malam hari seolah-olah gagal memenuhi standar. Bagian ayat ini sedang memuji wanita yang bijak, pandai, dan rajin di kala kontribusi para wanita sering diabaikan. Para wanita yang saleh akan merasa senang jika perilaku mereka tercermin dalam perikop wanita ideal. Para istri sering menyampaikan keinginan mereka akan suami yang memimpin dengan baik, dan mereka juga mengeluhkan kepemimpinan suami mereka. Memang benar bahwa Allah mengharapkan tanggung-jawab para suami atas kesejahteraan keluarga mereka. Namun penting untuk diingat bahwa pemimpin yang baik perlu mempunyai pengikut yang baik. Sebagai satu bagian dari kutukan Allah atas dosa Hawa Kejadian 316, secara alami wanita ingin menguasai dan mengatur suami mereka. Tidak sedikit istri yang menganggap suaminya sebagai proyek yang belum beres. Upaya seorang istri dalam "membantu" suaminya sering menyebabkan adanya penolakan. Namun ini bukanlah alasan bagi suami untuk menghindari tanggung-jawab yang diberikan padanya oleh Allah. Seorang istri Kristen memahami peranannya dan mengikuti pimpinan suaminya. Ia dapat menyampaikan saran dan opininya, dan seorang suami yang bijak akan memintanya, namun istri Kristen akan menyadari ketika semua sudah disampaikan, maka tanggung-jawabnya sudah selesai dan keputusannya berada di tangan sang suami. Ketika sang suami menyadari bahwa sang istri tidak akan memberontak jika terdapat perbedaan opini, maka ia akan lebih nyaman dalam memenuhi peran kepemimpinannya. Adapun bahaya yang dihadapi wanita Kristen dalam menjadi istri dan ibu, yakni ketika mereka mengikat identitas mereka dengan peranan mereka dalam keluarga. Melonjaknya kasus perceraian di antara pasangan paruh baya mengungkapkan pola pikir yang bahaya ini. Seringkali seorang istri meninggalkan suami yang baik hanya karena dirinya sudah tidak bahagia lagi. Ia merasa kecewa setelah menikah dan berrumah-tangga, karena tidak sesuai gambaran yang ia miliki sejak kecil. Seringkali sejak muda para perempuan berpikir bahwa ketika dirinya menikah, ia akan merasa terpenuhi. Dalam gereja pun banyak ajaran yang menjadikan pernikahan sebagai berhala, seolah-olah pernikahan akan menjawab semua pertanyaan kita. Ketika pernikahan dan rumah tangga gagal memenuhi keinginannya, seorang istri sering merasa dikecewakan oleh Allah. Meskipun pernikahan itu baik dan merupakan berkat, pernikahan bukanlah sumber dari harga diri seorang wanita. Hanya Allah yang mampu meninggikan harga diri seorang wanita, bukan peranan wanita itu dalam pernikahan. Peran mereka sebaiknya dianggap sebagai suatu cara untuk melayani Tuhan 1 Korintus 1031. Seorang wanita yang ingin hidup sebagai istri Kristen yang saleh perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan ini 1. Apakah saya sedang memprioritaskan dan memelihara kehidupan rohani saya? Matius 633. 2. Apakah saya telah menerima peran saya sebagai pasangan suami saya, bukan atasannya? 1 Korintus 113. 3. Apakah saya merendahkan diri dan melayani seperti Yesus setiap hari, ataukah saya yang minta dilayani? Markus 1044-45. 4. Apakah saya telah membuang semua berhala dari hati saya, seperti shopping, kegenitan, kecanduan, dsb? Keluaran 203. 5. Apakah waktu senggang saya mencerminkan kasih bagi suami, keluarga, dan Juruselamat saya? Galatia 513. 6. Apakah saya membatasi hal-hal yang masuk ke dalam rumah tangga saya lewat siaran televisi, musik, internet, dan majalah? Filipi 48. 7. Apakah saya menjadi keindahan tubuh dan sikap saya bagi sang suami? Amsal 2715; 3130. 8. Apakah gaya dandan saya mencerminkan sikap hormat baik terhadap sang suami maupun terhadap Juruselamat saya? 1 Petrus 33-5. 9. Apakah saya telah membersihkan ucapan saya dari segala bentuk ketidakpantasan sumpah serapah, lelucon yang kotor, dsb? Kolose 46. 10. Apakah saya mengelola keungan rumah tangga dengan bijak dan teliti? Amsal 3116. 11. Apakah saya menghormati suami saya karena perannya dalam rumah tangga, atau hanya ketika saya nilai dia pantas dipuji? Efesus 533. 12. Apakah saya menjaga kondisi rumah tangga serta anak-anak dengan baik? Amsal 3127-28. 13. Apakah saya menjaga kehormatan suami saya dengan menjaga kerahasiaan pembicaraan intern serta kerahasiaan tentang kegagalan atau kelemahannya? Amsal 3111. 14. Apakah saya sudah berusaha mengembangkan talenta yang Allah berikan pada saya? 2 Timotius 16. 15. Apakah saya sedang berusaha menjadi istri, ibu, dan pengikut yang saleh berdasarkan kekuatan saya pribadi atau melalui kuasa Roh Kudus? Galatia 525. Karena Yesus telah melunasi hutang hukuman dosa kita Kolose 214, setiap orang yang ingin hidup saleh sekarang dapat hidup saleh. Kesalehan tidak tergantung pada kecerdasan, pendidikan, atau agama. Mereka yang mempunyai masa lalu yang kelam, yang pernah bercerai, dan sekalipun pernah dipenjara dapat hidup saleh. Sebagai pengikut Kristus, kesalehan perlu menjadi bagian dalam setiap peranan kita, karena itulah yang diperintahkan 1 Petrus 116 dan karena kita selalu ingin lebih serupa dengan-Nya. English Kembali ke halaman utama dalam Bahasa Indonesia Apa kata Alkitab mengenai istri Kristen?